Breaking News

Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

Rabu, 16 Oktober 2013

Awal Langkahku ke STIS


Holla semua..
Perkenalkan nama lengkapku Siti Setianingsih, tapi panggil saja Titi J ini adalah pertama kalinya saya menulis blog.  Jika suka silahkan lanjutkan membaca,. Mongggo. Hehe.
Hmm, di sini saya mau bercerita sedikit tentang apa sih STIS itu? Sekaligus berbagi pengalaman awal mula saya mengenal STIS hingga akhirnya menjadi salah satu mahasiswi di dalamnya :D
Waktu itu saya masih kelas tiga SMA ketika  salah seorang temanku bercerita tentang satu perguruan tinggi yang katanya ‘gratis’ alias bebas biaya kuliah. Saya langsung mikir. Gratis? Siapa sih yang telinganya tidak berdiri mendengar kata yang satu itu? Hehe. Dengan cepat saya langsung tanya-tanya soal perguruan tinggi itu. Rupanya namanya STIS , singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Sekolah itu memang benar bebas biaya kuliah dan setiap bulan mahasiswanya mendapatkan tunjangan ikatan dinas. WOW. Waktu itu informasi yang saya dapat hanya sebatas itu dan tidak kepikiran untuk searching di google.
Tak lama setelah itu, Ibu Irmawati (guru matematikaku yang sangat baik) membawa kabar gembira tentang sekolah gratis itu. Katanya STIS akan mengadakan sosialisasi kemudian seleksi di sana, tapi bukan di sekolahku. Saat itu sekitar satu bulan sebelum sosialisasi. Syaratnya yang ikut seleksi adalah siswa-siswi yang yang pernah meraih peringkat lima besar di kelas. Dan untuk syarat yang itu, Alhamdulillah saya memenuhi karena selalu bertahan di posisi kedua di kelas.
Siswa-siswi yang berminat dibimbing oleh Ibu Irma. Sampe sekarang selalu merasa sangat berterima kasih kepada ibu guru yang satu ini karena bisa dikatakan berkat dialah saya sekarang bisa ada di sini. 

Singkat cerita kami pun mengikuti sosialisasi di aula MAN BIAU, waktu itu ada sekitar enam sekolah yang hadir dan sekolahku (SMAN 1 BIAU) datang dengan peserta terbanyak. Kebetulan waktu itu jam pelajaran matematika jadi Ibu Irma mengizinkan kami semua untuk ikut sosialisasi. Meskipun sebagian ikut supaya terbebas dari pelajaran *hehe, indahnya SMA. Di aula itu, telah hadir salah seorang dosen STIS dan beberapa pegawai BPS (termasuk bapak Kepala BPS Kabupaten Buol) yang kemudian memberikan penjelasan kepada kami tentang seluk beluk STIS. Kami pun jadi lebih paham aturan mainnya.
Ketika kita lulus ujian masuk, kita harus menandatangani surat perjanjian ikatan dinas, dengan begitu setelah lulus dari STIS kita wajib mengabdi di BPS selama dua kali masa kuliah. Jadi kalo kuliahnya selesai empat tahun, wajib mengabdinya selama delapan tahun. Oh iya, salah satu yang paling ditakuti oleh mahasiswa-mahasisiwi STIS adalah DO. DO dilakukan pada tingkat 1 semester satu dan dua untuk mahasisiwa-mahasiswi yang tidak bisa mencapai IP minimal 2, mendapat nilai D di mata kuliah inti, atau mendapat nilai E di mata kuliah non-inti. Jadi tingkat satu bisa dikatakan yang paling rawan terkena DO. Selain penyebab akademik di atas, DO juga bisa disebabkan oleh perilaku yang kurang baik dan kurang disiplin. Untuk tingkat selanjutnya, akan diberikan kesempatan mengulang setahun, namun jika tetap belum bisa memenuhi maka tetap akan diberlakukan DO.
Salah seorang siswi sekolah lain bertanya apakah di STIS ada asrama? Jawabannya adalah tidak. Memang dulu pernah ada asrama, tetapi sekarang tidak ada lagi karena kebutuhan ruang kelas yang semakin meningkat. Para mahasiswa biasanya ngekos atau ngontrak di dekat kampus. Dan dari kampus akan memberikan tunjangan ikatan dinas (untuk saat ini sebesar 850.000 rupiah). Jumlah ini bisa saja naik tergantung kebijakan. *Amin, semoga naik.
Esok harinya kami ber sebelas datang lagi ke MAN untuk ikut ujian masuknya. Ujian itu dimulai dari jam delapan dengan tes matematika. Kemudian dilanjutkan dengan psikotes yang makan waktu sekitar dua jam. Pukul setengah satu rangkaian proses ujian itu pun selesai. Seluruh daya telah dikerahkan, tinggal menunggu hasil.
 
Tanggal enam maret, saya dapat telepon dari salah satu pegawai BPS yang isinya saya lulus testing masuk STIS, tinggal tes kesehatan terus fix jadi mahasiswa STIS. Alhamdulillah, itu saking senangnya saya teriak-teriak sampe lupa kalo sambungan teleponnya masih jalan. Saya langsung berterima kasih sama bapaknya kemudian tutup telepon. Dan langsung menghadap orang tuaku. Ahhh,, senangnya liat mereka tersenyum bahagia.
Selain saya, Susi teman sekelasku juga lulus testing. Dan seorang lagi dari SMAN 1 Bokat, namanya Absalom. Kami bertiga lalu menjalani tes kesehatan dan Alhamdulillah hasilnya juga memuaskan. Bulan Juli kami bertiga dipanggil ke BPS kabupaten kemudian dikabari kalau kami berhasil lulus dari semua rangkaian testnya. Dan sejak itu, kami dipanggil untuk bantu-bantu mengedit kesalahan pada pengisian kuisioner Sensus Pertanian 2013. Kebetulan pegawainya masih belum terlalu banyak sehingga kami dipekerjakan sebagai tenaga kerja lepas di bagian editing coding. Pegawai BPS ramah-ramah dan banyak pelajaran yang bisa kami ambil dari mereka. Selama satu bulan kami bekerja di sana hingga tak terasa waktu keberangkatan ke Jakarta semakin dekat. Kami masih harus mengikuti matrikulasi sehingga harus berangkat pada sekitar akhir agustus. Di akhir waktu kami di BPS, tak lupa kami berfoto bersama para pegawai, KSK, dan juga bapak kepala BPS. Selain untuk salah satu tugas magradika, juga sebagai kenang-kenangan bahwa kami dulu pernah kerja lepas di BPS, hehe.. Sayangnya laptopku lagi rusak jadi file fotonya tidak bisa diupload..
Oke deh, sekian dulu cerita dari saya, sampai ketemu di cerita selanjutnya.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By