Breaking News

Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

Kamis, 25 September 2014

Jogja, You Steal My Heart !!!!!!!! (Part 2)

Hai! Saya mau lanjutin cerita tentang Jogja nih. Kan kemaren udah tuh saya kisahkan tentang gimana perjalanan kami naik kereta api untuk yang pertama kalinya, buat menunaikan ide travelling yang tiba-tiba nemplok di kepala. Sekarang saya mau nunjukin nih tempat-tempat menarik di Jogja yang kami datangi sekaligus juga bisa jadi referensi tujuan wisata kalo suatu saat temen-temen juga berencana jalan-jalan ke kota Jogja.

1. Tugu Jogja

Ini adalah tempat yang pertama kali kami kunjungi setelah barang bawaan kami di titip di kosan Yani, temen kami. Sebenernya, gak ada apa-apa sih di sini. Cuma Tugu, yang jadi perlambang atau simbol kota Jogja. Tugu ini deket sama tempat makan lesehan yang jadi tongkrongan mahasiswa di kala lapar melanda karena harganya yang juga lumayan terjangkau. Tahu sendiri kan kalo sebagian besar penduduk di kota Jogja ini adalah pelajar atau mahasiswa.

Nah inilah foto-foto kami di tugu Jogja.

Jepretan Uci
Tanzir, si jago selfie :D
2. Malioboro

Siapa sih yang gak pernah denger tentang pasar yang satu ini? Pasar ini memang menjadi salah satu ikon kota Jogja yang paling tersohor. Rasanya gak komplit gitu kalo berkunjung ke kota Jogja tapi gak singgah di Malioboro. Alhasil, masih dalam balutan busana yang sama dengan saat keberangkatan, usai memuaskan diri berfoto di tugu Jogja, perjalanan kami berlanjut ke pasar Malioboro di malam hari.


Malioboro pukul 22.30 WIB

Sebenernya kalo mau berkunjung ke sini, sebaiknya di pagi atau siang hari di kala hari masih terang karena pada saat itu, pasar ini masih ramai sama para pedagang yang menjual berbagai pernik khas Jogja, mulai dari kaus-kaus bertuliskan Jogja atau Malioboro hingga tiruan wayang bahkan ukiran-ukiran dari kayu dalam berbagai bentuk. Semua dijajakan dari ujung hingga ke ujung. Kami bener-bener datang buat belanja ke sini sehari sebelum hari kepulangan kami. Yang jelas kami gak sampai selesai menyusuri pasar yang panjang ini karena kaki keburu pegel dan minta istirahat.

3. Monumen Satu Maret

Tempat bersejarah nih. Monumen ini dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih punya kekuatan untuk menghadapi Belanda. Nah ini nih, penampakan asli dari monumen 1 Maret.


Berhubung kami datang ke sini pada malam hari, usai dari Malioboro, maka sekitar tempat ini dipenuhi sama anak-anak muda yang lagi nongkrong. Kata Yani, tempat ini emang udah jadi salah satu dari sekian tempat nongkrong yang paling populer di Jogja. Bener sih, terbukti pas kita datang ke sana, anak-anak muda memenuhi sekeliling tempat ini padahal udah sekitar jam 11 malam. Katanya sih, makin malam bakal makin banyak yang datang. Nah, tak lupa pula kami mengambil foto di sini. Meskipun gambarnya agak kabur karena emang udah malam.



4. Keraton

Kalau kalian mau berkunjung ke Keraton, perhatikan baik-baik jam buka dan tutupnya agar kejadiannya tidak seperti yang kami alami. Waktu itu kami berangkat sekitar pukul setengah dua siang dari kontrakan temen, dengan harapan jam tutup Keraton Kesultanan Yogyakarta sama dengan tempat-tempat wisata yang lain yaitu pukul empat sore. Sebelumnya, kami udah dikasih tahu sama ibu-ibu pemilik warung deket kosan kalau sekarang Keraton tutup jam dua siang, tapi kami positive thinking aja dengan tetap nekat ke sana.
Sesampainya di Keraton, rupanya apa yang dibilang si Ibu benar, Keraton udah tutup. Pupuslah sudah harapan kami dapat mengelilingi tempat bersejarah yang banyak menyimpan cerita tentang keluarga Sultan itu. Tapi karena sudah jauh-jauh sampe sini, kami pun gak mau rugi. Jadi kami mengunjungi museum kereta yang syukurnya masih buka. Lumayanlah, foto sama alat transportasi jaman dulu yang sebenernya menurut saya pribadi tuh kece-kece badai.

5. Taman Sari

Tempat yang satu ini juga kece nih. Ada banyak hal yang bisa kita lihat di sini, mulai dari masjid bawah tanah yang kata pemandunya dulu tuh juga di bawah air. Tempatnya keren, berbentuk lingkaran dengan tangga-tangga turun ke bagian tengah. Katanya, tempat ini sering dijadikan latar tempat buat foto pre-wedding. Wah, ada yang berminat?
Selain itu, di sini juga banyak sekali lukisan karya anak negeri, bukan cuma lukisan di atas kanvas, tapi ada juga yang ngelukis di atas kaus. Keren yah? Karena dilukis sendiri, jadinya cuma ada satu kaus yang seperti itu di dunia ini. Pokoknya gak bakal ada kembarannya. Tertarik? Boleh datang langsung ke sini. Harganya? Relatif sih, tapi kemarin waktu nanya ada yang nyampe dua ratusan ribu gitu.

Ini dia nih si pelukis kaus.
Perjalanan kami berlanjut lagi, hingga pada akhirnya nyampe di kolam renang. Kami gak boleh masuk sih, cuma bisa lihat dari atas tembok yang gak terlalu tinggi. Kolam renangnya luas, kata pak pemandu ini adalah kolam yang biasanya dipakai Sultan buat mandi bareng istri dan selir-selirnya.

6. Alun-alun Kidul

Pernah dengar cerita tentang pohon kembar? Yang katanya barang siapa bisa lewati celah antara dua pohon itu dengan mata tertutup. berarti dia memiliki hati yang tulus dan bakal beruntung dalam kehidupannya. Menurut cerita temenku sih gitu. Yap, pohon kembar itu adanya di alun-alun kidul, areal yang sangat luas yang juga jadi salah satu tongkrongan favorit anak Jogja.
Sesampainya di sana saya langsung nyoba. Dan yee! Berhasil masuk sih tapi gak berhasil keluar karena saya hampir nabrak pagar salah satu pohon. Yah, lumayanlah sebagai pemula. Jiah. Di sana juga ada sepeda yang dibuat menyerupai mobil yang bisa dipakai rame-rame. Lampu-lampunya kerlap-kerlip di tengah gelap malam dan bunyi musiknya pun tak kalah ramai. Orang-orang sering nyewa sepeda ini buat keliling alun-alun. Kami juga gak mau ketinggalan dong. Dengan semangat empat lima, kami berdelapan ikut naik di salah satu sepeda. Seru lho!

This is our sweet memories.
 7. Bukit Bintang

Meskipun namanya Bukit Bintang, tapi jangan heran kalau kalian gak bisa ngeliat bintang kalo kalian melihat ke atas dari tempat ini. Karena pemandangan yang sesungguhnya berada di bawah. Dari atas Bukit ini, pemandangan rumah-rumah penduduk di bawah jadi kayak hamparan bintang yang menyelimuti langit malam yang hitam. Bener-bener cantik. Tempat yang pas buat menikmati indahnya malam kota Jogja. Karena banyaknya orang yang datang ke sini, di tempat ini juga ada tempat yang ngejual jagung bakar + kopi. Bah, Sedapnya.

When the stars are below.
8. Borobudur

Tempat ke delapan yang kami kunjungi adalah Borobudur. Gak nyangka, akhirnya bisa ke sini juga. Pasalnya, Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia. Dunia, men! Jadi bangga dikit lah setidaknya pernah nginjakin kaki di candi itu.
Sebenernya Borobudur itu letaknya bukan di Jogja, melainkan di kota Magelang, Jawa Tengah. Tapi yah karena kemudahan transportasi zaman sekarang, itu bukanlah jarak yang terlalu jauh untuk ditempuh. Dalam waktu satu setengah jam, dengan bantuan tiga buah sepeda motor kami berlima akhirnya sampai di pelataran Borobudur. Thanks to Yani dan Maya yang sudah begitu super, bawa motor kenceng hingga kita bisa nyampe sana. Dan bermodal tiket masuk seharga tiga puluh ribu rupiah, kita bebas berkeliling sambil jeprat-jepret di areal candi Borobudur. Eiits, tapi jangan lupa, sebelum masuk ngambil kain dulu, kemudian dililit dan diiket. Buat yang perempuan, ngikatnya di sebelah kiri dan yang laki-laki ikatannya di sebelah kanan.

Alhamdulillah, ada orang baik hati mau motoin kita berlima :D
9. Taman Lampion

Seperti namanya, di taman ini banyak sekali lampion dalam berbagai bentuk. Mulai dari hewan, pohon-pohon, hingga karakter-karakter animasi. Semuanya dibuat juga dalam berbagai warna hingga menghabiskan malam hari di taman Lampion juga menjadi destinasi menarik untuk sekedar memanjakan indera akan keindahan. Tapi begitu berjalan lebih jauh, kami mulai menyadari satu hal. Di kanan kiri ada banyak pasangan yang sedang dimabuk cinta. O'ow. Rupanya ini memang tempat yang sangat cocok buat menjadi tempat kencan. Apalagi kami datang ke sana tepat pada malam minggu. Otomatis memang lebih banyak pasangan yang datang. Hehehe. Tapi gak apa-apa, karena kami udah sampai, tak lupa kami berfoto ria, mengabadikan kenangan dalam lensa.

Full of lampion :)
10. Gunung Api Purba

Tempat terakhir ini adalah tempat yang paling spesial menurut saya. Pasalnya, saya sangat suka berada di alam terbuka, gunung salah satunya. Saya selalu suka sejuk dinginnya udara malam di pegunungan. Sepulang dari taman Lampion, kami dibawa lagi mendaki gunung sama temen-temen yang kebetulan juga anggota Mapala. Itu emang permintaan kami sih. Alhasil sekitar jam satu malam kami mulai mendaki gunung, hm bukit sih sebenernya karena gak terlalu tinggi. Pendakian berlangsung selama sekitar satu setengah jam sebelum akhirnya kami mencapai puncak. Sampai puncak kami nyanyi-nyanyi gak jelas, nyanyiin lagu daerah Buol, daerah asal kami. Kami memecah sunyinya malam lewat lagu, menunggu sunrise.

Alumni Smansa Biau + Tanzir :p
Yah, itulah kesepuluh tempat yang kami datangi. Masing-masing punya kenangan tersendiri yang insya Allah akan terus kami kenang. Atas seluruh perjalanan ini, saya ucapkan terima kasih banyak buat semua temen-temen di Jogja yang udah ngajak kita jalan-jalan keliling Jogja. Menikmati wisata-wisata menarik dan dapatkan pengalamannya. Kami tunggu kedatangan kalian di Jakarta!!

"Mumpung masih di Jawa, puas-puaskanlah keliling tempat-tempat keren di sini!" - Yani

nb: Pesan tiket pesawat atau kereta? Hubungi saya di sini .

Sampai jumpa lagi. Danke :) :*






Read more ...

Senin, 15 September 2014

Jogja, You Steal My Heart!!!!!!!! (Part 1)

Apa sih yang ada di pikiran kalian kalo ngedenger orang cerita tentang kota Jogja? Borobudur? Keraton? Malioboro? Yah, emang sih ada banyak tempat yang jadi ciri khas kota Gudeg ini, tapi jujur aja satu-satunya hal yang terlintas di pikiran kami ketika selintas ide gila tentang travelling ke Jogja bersarang di benak kami hanyalah Borobudur.
Yah, itu adalah sekitar dua minggu yang lalu ketika kami, dua mahasiswa kedinasan terpaksa harus balik cepet ke Jakarta karena kosan kami katanya mau dibongkar karena ada yang jebol. Alhasil, kami balik dari libur di kampung halaman tanggal 19 Agustus di mana masuk kuliah pertama kali adalah tanggal 13 Oktober. Sebenarnya kami juga ada kegiatan lain sih di Jakarta yaitu Bela Negara, tapi itupun baru mulai tanggal 19 September, yang artinya kami akan menghabiskan libur sebulan di Jakarta TANPA KEGIATAN. Itu artinya bangun kesiangan, males-malesan, nonton drama dan nambah berat badan.
Tapi, untunglah temenku ini si Uci, punya usul brilian tentang liburan ke Jogja. Aha, itu sebenarnya rencana lama yang hingga saat itu belum terealisasikan, tapi demi libur sebulan di Jakarta yang membosankan kali ini kami memberanikan diri untuk berangkat ke sana. Alhamdulillah, harga tiket kereta ekonomi kebetulan masih cocok dengan kantong mahasiswa kami yang kebetulan juga dapat tunjangan tiap bulan. Tanpa berlama-lama lagi tiket pun dibooking. Begitu nelpon mama, awalnya juga gak diizinkan, tapi begitu bilang berangkat sama satu temen cowok, akhirnya mama ngasih izin juga.
Dan tibalah hari keberangkatan, tanggal 3 September. Setelah kasak-kusuk di shelter bussway karena bus Transjakarta arah Ancol bawah tak kunjung datang, akhirnya kami sampai di stasiun. Kami sampai di stasiun sekitar pukul sebelas, sejam sebelum keberangkatan. Semua pun panik karena ini adalah pertama kalinya kami bertiga akan naik kereta api. Untungnya, setelah lari-lari ke mesin CTM buat nyetak tiket keretanya, kami pun diizinkan menunggu keretanya. huah masih empat puluh menit kami menunggu sebelum akhirnya kereta berangkat. Dan inilah penampakan kami di stasiun pasar senen pada hari keberangkatan.
Sambil nunggu kereta, foto dulu..

Ciiiiisssss !

Ini dia nih tiketnya... :D

Oh iya, sekedar informasi, sekarang tiket kereta api harus dipesan secara online, yang kemudian struknya ditukar di stasiun paling lambat sejam sebelum keberangkatan. Nah, untuk penukaran ini, kita bisa antri di loket penukaran maupun mencetak langsung sendiri pake mesin CTM (Cetak Tiket Mandiri) yang tersedia. Tapi kalo saya pribadi lebih suka pake CTM karena lebih praktis. Kita tinggal memasukkan kode booking, mesin bakal mencari data pemesanan kita. Setelah itu, klik cetak, dan tiket pun siap digunakan. Lebih mudah, dan kalo di stasiun-stasiun besar gak perku ngantri terlalu panjang karena mesinnya sudah diperbanyak.
Perjalanan yang lumayan melelahkan, duduk di dalam kereta selama delapan jam lebih emang cukup membuat badan pegal-pegal, tapi lumayanlah kita bisa lihat pemandangan sepanjang pulau Jawa antara Jakarta dan Jogja. Beberapa kali kereta harus berhenti karena harus singgah di stasiun-stasiun, juga karena bertemu dengan kereta dari arah berlawanan. Hmm, banyak hal baru yang kami alami di sepanjang perjalanan ke Jogja, apalagi Tanzir duduk dekat Ibu-ibu yang anaknya nangis kenceng sepanjang jalan. Ah, bener-bener pengalaman. Tapi di sela perjalanan, Uci yang emang punya hobby memotret, sempat mengabadikan gambar mentari senja yang sudah mau kembali ke peraduan di salah satu stasiun kecil yang kami lewati.
Momennya pas (y)

Alhamdulillah, meskipun ngaret satu jam dari yang dijadwalkan, kami sampai di stasiun Lempuyangan dengan selamat pada pukul 21.30 WIB. Di sana sudah menunggu tiga orang teman SMA, yang emang sudah kita hubungi sebelumnya. Mereka masing-masing bawa motor, jadi tak perlu menunggu lama, saya, Uci, dan Tanzir pun dibawa membelah malam di bawah langit kota Jogja.
Ke mana aja? Ke tempat-tempat di bawah ini nih.. (next ke part 2)

#nb: Mau pesen tiket kereta? Atau mungkin pesawat? Boleh hubungi saya di Titi Travel

Terima kasih !! :D :) Gamshamnida :*

Read more ...
Designed By