Breaking News

Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

Minggu, 10 April 2016

Berawal dari Pascal

Ingin mendapatkan tool dan tutorial pemrograman gratis? Kunjungi Intel Developer Zone http://sh.teknojurnal.com/witidz

Saat pertama kali mengenal dunia IT dan pemrograman, saya masih berstatus sebagai siswi kelas sepuluh di suatu SMA di sudut pulau Sulawesi. Dulu belum begitu paham apa fungsinya, bagaimana bisa kode-kode semacam ini membentuk aplikasi yang biasa kita pakai sehari-hari. Hanya saja, ada yang menarik dari kode-kode ini.
Awalnya, saya belajar bahasa pemrograman Pascal karena ingin mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat kabupaten di bidang Komputer. Lalu apa yang saya temukan? Pascal itu menarik dan dalam sekejap saja saya sudah jatuh cinta dengan pemrograman. Terkadang memang rumit menyelesaikan beberapa soal karena saya masih belum terlalu menguasai seluruh kosa kata dalam bahasanya. Tapi justru itulah yang membuat saya penasaran. Cukup penasaran untuk membuat saya mulai mempelajarinya secara otodidak.
Jadi, berbekal buku pemrograman dasar milik guru pembimbingku dimulailah petualanganku mengenal Pascal lebih dekat.

Berhasil Menjadi Peserta OSN Tingkat Nasional

Peserta OSN Komputer Tahun 2012 
Waktu itu rasanya seperti mimpi menjadi kenyataan. Untuk ukuran anak-anak kampung seperti kami, bisa mengikuti OSN hingga ke tingkat Provinsi saja sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi bisa tembus hingga ke tingkat nasional? Bahagianya tidak terkira. Sayangnya, saat itu juga guru pembimbingku resmi dipindahkan keluar daerah. Alhasil, saya harus melanjutkan pelajaranku sendirian. Berbekal kuota internet dengan jaringan yang mati-mati-hidup, saya lanjutkan perjuanganku mengenal Pascal. Karena kondisi yang tidak begitu mendukung, waktu itu saya memang tidak berharap yang muluk-muluk. Tujuannya dibelokkan jadi sekedar jalan-jalan saja ke Jakarta :D
Saat perlombaan itulah saya menyadari bahwa ternyata populasi perempuan yang menjadi peserta benar-benar jauh lebih sedikit dari jumlah laki-laki. Hanya ada 16 perempuan dari 90 peserta.

Masuk Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di Jakarta

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta Timur
Kelas tiga SMA, saya mulai mengenal sebuah perguruan tinggi kedinasan bernama STIS. Waktu itu, katanya kuliah di sini itu gratis dan dapat tunjangan per bulan pula. Wah, langsung saja saya tertarik. Kebetulan untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2013, Kabupaten Buol dapat jatah untuk jalur khusus PMDK. Inilah salah satu hikmah tinggal di daerah terpencil.  Mendaftarlah saya beramai-ramai dengan beberapa teman sekelas.
Dengan semangat empat lima, kami rajin datang ke rumah Bu Irma, guru matematika untuk minta diajari. Dan apa yang saya sadari semenjak mulai menggeluti dunia Komputer adalah belajar matematika, fisika dan kawan-kawannya menjadi lebih mudah ketika kita terbiasa mengerjakan soal-soal logika maupun pemrograman. Kedua hal itu melatih kemampuan otak untuk problem solving. Dan problem solving adalah segala hal yang kita butuhkan untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Singkat cerita dengan segala daya upaya, doa dan dukungan, saya berhasil menjadi salah satu mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta.

Masuk Jurusan Komputasi Statistik

Kelas 2KS1 STIS 55
Di STIS, ada beberapa peminatan yang bisa dipilih selain tetap mempelajari statistik dasar. Tahun pertama, seluruh angkatan masih belum dipersilahkan untuk memilih jurusan. Semuanya mempelajari mata kuliah dasar yang sama. Tahun kedua, ada dua jurusan yang bisa dipilih. Statistika atau Komputasi Statistik. Untuk jurusan Statistika ini sendiri, akan ada pemilihan peminatan lagi di tingkat tiga. Ada Statistika Ekonomi dan Statistika Sosial Kependudukan. Sedangkan pada jurusan Komputasi Statistik tidak ada peminatan di tingkat berikutnya.
Sehubungan dengan segala alasan yang telah saya jabarkan di atas, saya memutuskan untuk memilih jurusan Komputasi Statistik. Meskipun sebelumnya sudah tahu bahwa dunia IT didominasi oleh kaum Adam, awalnya sempat shock juga melihat komposisi mahasiswanya. Padahal rasio ini sedikit lebih besar dibanding waktu OSN kemaren. 10 perempuan dari 34 mahasiswa.
Di sini bahasa pemrograman yang dipelajari bukan lagi Pascal, namun berganti menjadi Java. Juga ada tambahan pemrograman web dan sebagainya. Tapi percayalah, sekali kalian menguasai salah satu bahasa pemrograman dengan segala strukturnya maka bukan hal yang terlalu sulit untuk mempelajari yang lain. Bagiku, semuanya berawal dari Pascal. Dan kini, saya siap untuk belajar lebih banyak lagi.

Saat ini saya masih menjalani tahun ketiga sebagai mahasiswi. Meskipun jelas tidak bisa mengimbangi kemampuan pemrograman teman-teman laki-laki, saya tetap menikmati belajar di jurusan Komputasi Statistik ini. Dunia yang satu ini telah membawa saya hingga sejauh ini. Kuliah sebegini jauh dari kampung halaman adalah salah satu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dan untuk itulah saya selalu bersyukur pernah mengenal Pascal.

Dulu saya mulai jatuh cinta pada pemrograman saat kelas sepuluh SMA. Semoga saja masih bisa tetap cinta setidaknya hingga skripsi selesai ;)

2 komentar:

  1. saya juga dulu suka banget pemograman komputer. dari smp saya belajar, dulu namanya apa yak kok lupa, hehe. sempet pengen masuk ke tehnik informatika..tapi akhirnya terdampar di kimia....

    BalasHapus
  2. Hehe, iyaa bikin penasaran sih. Apalagi kalo codingnya gak jalan jalan :D

    BalasHapus

Designed By