Breaking News

Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

Kamis, 25 Februari 2016

Ada Cerita Tentang Kita di Bandung (Part 2)

Melanjutkan postingan sebelumnya, kali ini saya akan bercerita tentang beberapa destinasi wisata yang kami kunjungi di Bandung. Standar sih sebenarnya, berhubung kami baru pertama kali ini datang ke Bandung. Nah, karena objek wisata yang menjadi tujuan utama kami terpisah jauh, yaitu di Bandung Utara dan Selatan maka kami memutuskan untuk mendatangi kedua tempat itu di hari yang berbeda. Sabtu ke Bandung Utara, Minggu ke Bandung Selatan. Untuk transportasinya, dengan pertimbangan tempat wisatanya yang cukup jauh dan jumlah kami yang juga berenam, maka kami memilih untuk menyewa mobil.
Berikut tempat-tempat yang kami kunjungi di Bandung.

1. Tangkuban Perahu



Tangkuban Perahu adalah salah satu tujuan utama wisata kami. Tentu saja itu semua gak terlepas dari mitosnya yang melegenda. Sebelum datang ke sini, kami sudah menyiapkan masker sesuai saran dari hasil browsing yang bilang kalau bau belerang di tempat ini sangat menusuk hidung. Benar saja, sesampainya kami di sana, kami langsung disambut oleh bau belerang yang sejujurnya awalnya terasa asing buat saya yang baru pertama kali mencium aroma belerang yang pekat. Meskipun lama-lama terbiasa juga dan malah asyik mengabadikan momen bareng temen-temen tercinta. Oh ya, di sini juga banyak banget yang jualan souvenir-souvenir hasil kerajinan tangan. Sudah jauh-jauh ke sini, saya gak melewatkan kesempatan ini dong buat beli kenang-kenangan. Apalagi harganya bisa cukup terjangkau kalau kita pinter nawar. Alhasil, saya bawa pulang tas rajut cantik warna krem.

2. De Ranch

Mumpung masih berada di wilayah Bandung Utara, kami mulai nanya-nanya ke Pak Supir kira-kira tempat mana lagi yang bisa kami datengin. Awalnya kami berencana mau ke Air Terjun Maribaya, tapi katanya tempat wisata yang satu itu lagi direnovasi. Jadilah Pak Supir nawarin De Ranch. Kami setuju-setuju aja. Meluncurlah kami ke tempat main yang satu ini.


Setelah makan siang di salah satu kedai yang ada di De Ranch, kami mulai berkeliling area De Ranch. Ada banyak spot yang bisa jadi latar kece buat foto-foto. Jadilah kami mulai sibuk lagi jepret sana-sini. Setelah bosan foto-foto, kami mulai ngelirik kuda-kuda yang berkeliaran ditunggangi sama pengunjung. Kayaknya asyik. Kami semua minus Ucik akhirnya memutuskan buat nyoba. Aaaaa, itu pengalaman pertama saya naik kuda. Rasanya? Gak nyaman. Hahaha, iyalah. Punggung dan pelana kuda kan tak seempuk kursi sofa :D.

3. Floating Market


Pasar terapung ini adalah tempat ketiga yang kami datangi. Sesuai namanya, di dalamnya ada banyak perahu-perahu yang mengapung di telaga sembari dijadikan etalase bagi barang jualan dari masing-masing pemilik perahu. Umumnya yang dijual di sini adalah makanan, khususnya makanan tradisional dari berbagai macam daerah di Indonesia. Nah, jadi bisa sekalian wisata kuliner nih di sini sembari menikmati suasana makan di tengah telaga yang menyejukkan.

Cantik ya?

Perjalanan hari pertama kami berakhir di sini. Karena hari sudah gelap, usai menikmati senja di Floating Market, kami segera meluncur kembali ke penginapan.

4. Kawah Putih

Lanjut ke perjalanan hari kedua. Perjalanan kali ini lebih panjang daripada hari sebelumnya karena destinasinya sedikit lebih jauh dari penginapan kami. Yap, tujuan utama kedua kami, Kawah Putih. Kalo yang satu ini tentu bukan terkenal karena legendanya, kami justru ingin ke sini karena pemandangan unik yang ditawarkannya. Lautan belerang yang luas dan cantik tentu tidak ada di setiap tempat kan. Tak heran banyak ftv yang pernah mengambil scene-nya di tempat ini. Juga tak terhitung pasangan yang melakukan pemotretan pre-wedding mereka di sini.


Jauh sebelum sampai di tepian lautan belerang ini, kami sudah disambut dengan bau belerang pekat yang menusuk. Tak heran, begitu kami masuk lautan belerang benar-benar memenuhi pandangan mata. Kami menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk menikmati pemandangan baru ini. Sudah termasuk sesi foto-foto sampai kaki pegal dan badan kegerahan.
Setelah itu, kami memutuskan untuk kembali ke areal depan. Dengan menaiki Ontang-anting yang terasa seperti roller coaster, kami pun sampai di dekat wilayah tempat parkir. Oh iya, saat berangkat ke kawah sebelumnya, kami juga menaiki Ontang-anting. Hanya saja pengemudi yang sebelumnya tak segokil yang satu ini :D.
Di areal dekat tempat parkir, berjajarlah warung-warung yang menjajakan oleh-oleh khas Bandung. Benar-benar banyak macamnya. Mulai dari buah strawberry yang dikemas dalam berbagai ukuran berbeda, olahan cokelat strawberry, manisan strawberry hingga berbagai macam penganan yang baru pertama kali kami lihat. Berhubung kebanyakan penjual menyediakan taster, maka jadilah kami wisata kuliner lagi sebelum akhirnya masing-masing memutuskan membeli penganan yang disukai.

5. Kebun Teh



Di sepanjang perjalanan panjang ke dan dari Kawah Putih, terhampar luas areal kebun teh yang rimbun. Sungguh menyejukkan. Pada suatu spot, kami berhenti untuk sekedar menikmati berada di tengah-tengah kebun teh yang hijau. Jarang-jarang bisa seperti ini jika sudah kembali lagi ke Jakarta. Jadi untuk memaksimalkan kepuasan liburan ini, hamparan kebun teh cantik ini tentu tak kami lewatkan begitu saja.

Kalau masih bisa selfie, kenapa enggak? Wkwk.
6. Alun-alun Kota Bandung

Usai menunaikan shalat Isya di Masjid Agung Bandung, kami memutuskan untuk menikmati malam terakhir kami di Bandung dengan berjalan-jalan di sekitar alun-alun Kota Bandung. Ramai sekali alun-alun malam itu. Kami berjalan kaki menyusuri areal luas alun-alun yang dengan gemerlap lampunya tampak seperti suatu kota metropolitan di luar negeri. Di sisi kiri kanan jalan, banyak yang menjual sosis bakar dengan aroma yang begitu menggoda selera. Kami pun singgah di salah satu bangku yang kosong dan menikmati sosis bakar dengan lahap. Apalagi yang lebih membahagiakan daripada menyantap makanan lezat bersama orang-orang tersayang di bawah taburan gemintang? :)


Malam itu, sekitar pukul sepuluh kami diantar ke stasiun Kiara Condong. Usailah sudah perjalanan manis di Bandung. Kereta yang akan kami tumpangi baru akan berangkat pukul satu malam. Kami semua pun memutuskan beristirahat di musholla stasiun yang untung saja saat itu masih kosong sembari menunggu pukul satu malam. Melihat wajah-wajah mereka yang kelelahan tapi bahagia. Ini perjalanan pertama kami dengan modal TID+nekat. Dan dengan bangga ku nyatakan sukses! Kami sampai di stasiun Jatinegara pukul lima pagi, dengan selamat.

Umur kami menua, tapi travelling membantu kami mendewasa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By